Breaking News
Loading...
Tuesday, September 3, 2013

Info Beasiswa Lhokseumawe - Penerima Beasiswa APBK Lhokseumawe Diduga Keluarga Pejabat

6:30 AM
Penerima beasiswa sumber APBK kota Lhokseumawe mencapai Rp. 1 Miliar lebih diduga dari keluarga pejabat. LSM Anti Korupsi Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) meminta Pemko Lhokseumawe jangan terapkan pola belanda.
Issu miring itu mencuat ke permukaan publik akhir-akhir ini, di mana para keluarga pejabat di jajaran Pemko Lhokseumawe mulai dari murid SD, SMP dan SMA hingga kuliah jenjang S-3 mereka mendapat jatah beasiswa sumber dana APBK Kota Lhokseumawe TA 2012. Besarnya beasiswa disalurkan masing-masing jenjang bervariasi antara 1 juta s/d 5 juta.
Anggaran beasiswa mencapai Rp 1 miliar lebih itu yang ditempatkan melaui Pos dana Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kantor walikota Lhokseumawe, dalam kategori beasiswa berpretasi dengan salah satu syarat nilai Index Pretasi (IP) hanya 2,5 bagi mahasiswa.
Kebijakan itu dinilai sama sekali tidak logis hanya sebagai alasan untuk dapat menyedot uang rakyat dengan mulus dibagi-bagikan kepada keluarganya yang dilakukan secara muslihat. Pasalnya, yang tergolong mahasiswa pretasi serendah-rendahnya memiliki nilai IP 3,00 ke atas.
Hal itu diperkuatkan salah seorang Guru besar Universitas Malikussaleh (Unimal) Negeri  Lhokseumawe, DR Rusydi Abubakar, yang dimintai pendapat koran ini Rabu, (23/5) mengatakan, yang dinamakan mahasiswa berpretasi minimal memiliki nilai IP 3,00 ke atas. Jika IP 2,5 ditetapkan mahasiswa berpretasi berarti sudah keliru dalam mengambil keputusan dan sama sekali tidak wajar.
Menurut Guru besar Fakultas Ekonomi Unimal, mahasiswa serendah-rendahnya nilai IP 2,75 secara umum dan sesuai dengan penawaran di pasar tenaga kerja seperti diperusahaan swasta atau non swasta dan lainnya minimal IP 2,75, itu pun lulusan Perguruan Tinggi (PT) terkemuka.
Sehingga IP 2,5 ditetapkan sebagai mahasiswa berpretasi jelas tidak logis selain, ikut mengorbankan pendidik yang lain juga memalukan mahasiswa asal Lhokseumawe di hadapan publik baik di lokal maupun nasional. Seakan-akan kemampuan mahasiswa di daerah ini amat lemah, katanya.
Koordinator LSM MaTA Aceh, Alfian, meminta Pemko Lhokseumawe jangan menerapkan pola belanda dijajaran pemerintahan. Karena sistim belanda membiayai sekolah bagi anak-anak khususnya kalangan masyarakat yang memiliki harta kekayaan berupa lahan yang amat luas sekaligus dikuasainya. Sementara rakyat yang tak punya apa –apa alias miskin malahan ikut dijajah.
Begitu pun umpama dalam penyaluran beasiswa kepada mahasiswa berpretasi yang terjadi di wilayah Pemko Lhokseumawe bukan untuk keluarga pejabat dan kolong merat akan tetapi kepada keluarga kurang mampu yang memiliki nilai pretasi terbaik. Karena mereka tidak sanggup membiayai dan tidak dapat mengharap dari mana pun lantaran keluarga yang berasal dari fakir miskin.
“Makanya Pemko Lhokseumawe tidak salah apabila banyak pihak menilai tentang kebijakan yang diterapkan semala ini nyaris berpedoman pada pola belanda zaman dulu dan sama sekali tidak layak ditiru” tandas Alfian.
Pihaknya, kini sedang mengumpul data penerima beasiswa sebesar Rp 1 miliar lebih itu diduga rawan penyimpangan yang dilakukan Kepala Bagian Kesra, T Mansur, selaku pejabat tunggal yang bertanggung jawab. Kasus tersebut akan dilaporkan kepada aparat penegak hukum supaya diusut tuntas.
Berdasarkan hasil penelusuran MaTA Aceh, besarnya beasiswa yang disalurkan untuk jenjang S-1 berkisar antara Rp.2,5 juta sampai Rp 3,5 juta seperti salah satu penerima atas nama Mahyar Iqbal, mahasiswa S-1 Unimal Lhokseumawe, Alamat Desa Blang Pulo sebesar Rp 3.500.000,-.
Kesannya, Kabag Kesra, T Mansur, dinilai telah membohongi publik dalam memberi keterangan Pers mengenai penyaluran beasiswa S-1 sebesar Rp 2 juta. Begitu juga keterangan yang sama (palsu-red) mulai penerima beasiswa tingkat murid SD sampai kuliah jenjang S-3.
Kepala Bagian Kesra kantor walikota Lhokseumawe, T. Mansur, kepada Berita kemarin mengatakan, Pemko Lhokseumawe mengalokasikan bantuan beasiswa pretasi mencapai Rp.1 miliar lebih yang bersumber dana APBK Lhokseumawe TA 2102. Anggaran sebesar itu  disalurkan kepada 823 penerima terdiri, sebanyak 43 murid SD, 5 siswa SMP dan 314 siswa SMA.
Kemudian, 31 mahasiswa D-3, 3 mahasiswa D-4, 498 mahasiswa S-1, 31 mahasiswa S-2 dan 3 mahasiswa S-3. Sementara besarnya beasiswa yang disalurkan, masing-masing untuk SD sampai SMA bervariasi antara Rp 600 ribu sampai 1 juta. Sedangkan, mahasiswa masing-masing D-3 Rp.1 juta, S-1 Rp.2 juta dan S-2 serta S-3 Rp 5 juta, sebut T. Mansur.
Dia menjelaskan, program beasiswa pretasi dengan salah satu syarat ditentukan  Pemerintah Kota Lhokseumawe memiliki nilai IP sebesar 2,5 sudah layak menerima beasiswa dari Pemko Lhokseumawe baik yang kuliah di daerah maupun di luar daerah.
Anehnya, ketika disinggung soal beragam issu miring dan tidak wajar tergolong mahasiswa pretasi hanya dengan mengandalkan IP 2,5 namun pihaknya enggan menjawab saat ditanyai media ini. Tak hanya itu, soal penentuan murid SD dan siswa tergolong pretasi juga tanpa jawaban. (md/ilustrasi:int)

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Entri Populer

 
Toggle Footer